Sabtu, 10 November 2012

Keistimewaan Surat At-Taubah 128-129


Kajian QS. At-Taubah [9] ayat
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (128) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (129)

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu Alami,(dia) sangat menginginkan (keislaman dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah (Muhammad), Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”

Tafsir
Allah swt mengutus Nabi Muhammad untuk berdakwah kepada bangsa Arab yang terdiri dari kabilah Quraisy dan keluarga terdekatnya yaitu Bani Hasyim dan Bani Muthalib (QS. Al-Jumu’ah [62]: 2). Kemudian setelah mereka beriman karena mereka paham terhadap bahasa al-Qur’an dan keterangan dari beliau maka semua bangsa akan beriman.

Nabi saw merasa terbebani jika orang-orang mukmin mengalami kesengsaraan dan penderitaan, tertindas oleh kekuasaan musuh, dan menjadi penghuni neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu-batu. Ini beliau rasakan karena dia dari kalangan bangsa Arab sendiri. Sehingga beliau ingin mendapatkan petunjuk dan bernasib baik (QS. Yusuf [12]: 103). Dan beliau sangat meyayangi orang-orang mukmin. Jadi seruan beliau kepada umatnya untuk menegakkan tauhid itu menjadi bukti bahwa beliau sangat menyayangi umatnya. Adapun cobaan yang begitu berat yang dialami mereka itu menghindari dari hal-hal yang lebih berat lagi.

Kalau mereka berpaling dan tidak mau beriman maka katakanlah “hasbiyallah”(cukuplah Allah bagiku) karena hanya Allah saja yang menjadi penolong dan bertawakkal kepadanya (QS. Asy-Syu’ara [26]: 215). Maka tidaklah aku (Nabi saw) menyerahkan urusanku yang tidak mampu ditunaikan selain kepada-Nya karena Dia Tuhan yang ada di ‘Arsy yaitu pusat pengendalian segala urusan makhluk (QS. Yunus [10]: 3). Diriwayatkan dari imam Ahmad dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata:

آخر آية نزلت من القرآن هذه الآية: { لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ } إلى آخر السورة.

“Akhir ayat al-Qur’an yang turun adalah ayat 128 dan 129 ini”.

Dalam riwayat lain dari ‘Abdullah bin Imam Ahmad dari ‘Ubay bi Ka’ab;

أنهم جمعوا القرآن في مصاحف في خلافة أبي بكر، رضي الله عنه، فكان رجال يكتبون ويملي عليهم أبي بن كعب، فلما انتهوا إلى هذه الآية من سورة براءة:[التوبة: 127]، فظنوا أن هذا آخر ما أنزل من القرآن. فقال لهم أبي بن كعب: إن رسول الله صلى الله عليه وسلم أقرأني بعدها آيتين:[التوبة: 8, 12912].

“Ketika mereka menghimpun al-Qur’an pada masa khilafah Abu Bakar, beberapa orang menulis sedang Ubay bi Ka’ab mendikte mereka. Dan ketika mereka sampai pada ayat 127 dari surat at-Taubah, mereka berhenti menulis. Mereka mengira bahwa itu adalah ayat terakhir yang diturunkan, tetapi Ubay bin Ka’ab membantah dan berkata bahwa Rasulullah saw telah mendiktekan kepadanya dua ayat lagi setelah ayat 127, yaitu ayat 128 dan 129”.

 Berdasarkan penjelasan Ustd, Yusuf Mansur yang berasal dari Tafsir Ibnu Katsur, bacalah QS At Taubah ayat 128-129 sebanyak 7x setiap hari/pagi, maka insyaAlloh hilanglah semua kegalauan, rasa was-was, rasa mengganjal dihati,  dan ikhlaskan semua masalah, kembalikan ke yang Maha Pencipta Alloh Azza Wa jalla.

0 komentar:

Posting Komentar